Setiap Jam Wanita Indonesia Meninggal Dunia karena Kanker Serviks

Menjadi salah satu yang sangat menakutkan bahwa wanit Indonesia meninggal dunia setiap satu jam sekali karena Kanker serviks. Kankers serviks terjadi akibat sering berganti pasangan seksual termasuk
melakukan hubungan seksual dibwah usia 20 tahun. Ini adalah sebuah penyakit kanker mematikan yang tidak banyak disadari oleh wanita Indonesia dibandingkan penyakit mematikan lainnya seperti Aids dll. Walaupun Kanker serviks ini sangat mudah dicegah dan di sembuhkan, Namun menurut saya kerena kebiasaan wanita Indonesia yang sering mengabaikan tidakan pemerikasaan lebih cepat terhadap penyakit yang berhubungan dengan Penyakit rahim, sehingga kanker serviks ini menjadi kanker mematikan yang bisa menelan korban 1 wanita setiap satu jam. Anda bisa baca artikel ini seperti yang di tulis di Republika.co.id

Sejam Satu Wanita Meninggal karena Kanker Serviks
Setiap jam satu wanita Indonesia meninggal dunia akibat kanker leher rahim (serviks), sedangkan di Asia Pasifik setiap empat menit, dan di dunia setiap dua menit."Prevalensi kanker serviks di Indonesia mencapai 90-100 kasus per 100 ribu penduduk, di mana ditemukan 200.000 kasus baru setiap tahunnya," kata pakar penyakit kandungan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Hasto Wardoyo SpOG di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, pada seminar Kanker Serviks dan Pencegahannya, kanker serviks menjadi penyakit kanker terbanyak di negeri ini, dan hampir 70 persen telah mencapai stadium lanjut karena umumnya pasien sudah menderita lebih dari stadium IIB."Wanita Indonesia yang berisiko menderita kanker serviks pada usia 15-61 tahun mencapai 58 juta orang, sedangkan pada usia 10-14 tahun sekitar 10 juta wanita mengalami kasus yang sama," katanya.

Ia mengatakan, perjalanan kanker leher rahim dari pertama kali terinfeksi hingga menjadi kanker memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun, sehingga penderita kanker serviks sebagian besar berusia lebih dari 40 tahun."Kanker serviks dapat dialami siapa saja yang pernah berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari kehadirannya, dan dapat bertahan lama meskipun tidak melakukan hubungan seksual lagi," katanya.

Menurut dia, faktor risiko kanker serviks terjadi jika para penderita sering berganti pasangan seksual, melakukan hubungan seksual pada usia kurang dari 20 tahun, kebiasaan merokok, kondisi saat menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan adanya riwayat dari ibu maupun saudara perempuan yang terkena kanker serviks sebelumnya."Banyaknya kejadian yang menimpa wanita Indonesia dalam kasus kanker serviks itu dibandingkan dengan para wanita di negara maju, karena kurangnya kesadaran para wanita untuk mencegah berkembangnya penyakit itu," katanya.

Padahal, kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan disembuhkan dari semua jenis kanker, asalkan penyakit tersebut diketahui pada stadium dini, sehingga deteksi dini merupakan hal yang sangat penting.Meskipun pada stadium dini penyakit itu tidak tampak dan tidak dirasakan gejalanya, pada stadium lanjut penderita kanker serviks dapat melihat gejala seperti terjadinya perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, munculnya keputihan, perdarahan setelah menopause, keluar cairan kekuningan berbau yang bercampur dengan darah.
"Keberhasilan pengobatan kanker leher rahim besar jika diketahui pada stadium dini," katanya.

Ia mengatakan deteksi dini untuk mencegah kanker serviks dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin secara berkala setiap tiga tahap pemberian, yakni pada bulan ke-0, pertama atau kedua, dan enam. Selain itu, skrining juga menjadi alternatif bagi deteksi dini penyakit tersebut. "Vaksinasi dengan skrining melalui pap-smear bersama-sama dapat mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif," katanya. ant/kpo
Share On
Tags: Kesehatan

Disclaimer :

Komentar terkait artikel ini termasuk isi komentar menjadi tanggung pemberi komentar dan bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan kami. Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Kami akan menimbang setiap laporan, memutuskan untuk menayangkan atau menghapus komentar tersebut.